Dihadapkan pertanyaan mengapa aku menulis adalah hal yang sulit
tapi tak terlalu sulit untuk saya pribadi, karena pertanyaan ini layak untuk
diajukan sebelum saya atau bahkan orang-orang yang ingin menjadi penulis. Dan
dari pertanyaan ini menyadarkan kita apa sih sebenarnya yang kita ingin??
Dan akhirnya
muncul pertama kali dalam pikiran saya, apa sih menulis itu? Lalu siapa penulis
itu?
Respon otak
ketika muncul pertanyaan itu mengingatkan saya pada pengertian dalam sebuah
buku yang entah saya lupa apa judul dan pengarangnya, bahwa menulis itu beda
dengan penulis. Menulis yang merupakan kata kerja berarti suatu kegiatan yang
tak mewajibkan sebagai penulis dan tidak membutuhkan seseorang untuk membaca
tulisannya., tak terikat.
Sedang penulis
adalah bentuk kata subyek yang berarti mempunyai pekerjaan tetap dan membutuhkan seseorang untuk membaca
tulisannya.
Dari segi bhs
arab, terdapat perbedaan antara kata kerja dengan subyek. Ketika sebuah kata
itu memakai kata kerja maka kata tersebut hanya mempunyai makna sebuah kejadian
atau peristiwa atau perbuatan. Sedangkan, setiap kata subyek itu memiliki makna
tetap dan terus-menerus. Jika menulis itu hanya sebatas sebuah perbuatan atau
kejadian maka penulis adalah sebuah profesi yang paten yang harus terus
menghasilkan tulisan.
Setiap orang
mampu untuk menulis, walaupun itu hanya sekedar menulis nama, menulis tugas
ataupun yang lainnya. Contohnya saja sekretaris, pekerjaan itu menulis tapi
tidak bisa disebut penulis.
Untuk pembahasan
selanjutnya menulis yang saya maksudkan adalah pekerjaan dari seorang penulis.
Kembali
pada pertanyaan “kenapa saya menulis?”, saya akan menjawab dengan sederhana, karena
menulis bagi saya adalah keperluan dan kebutuhan untuk merasa ada.
Bagi saya kesadaran
diri terhadap niatan yang tinggi untuk menjadi penulis akan memberikan kita
cukup energy untuk memulai proses menulis. Kita harus mempunyai dan mengusai
jurus dan tenaga untuk menulis. Tenaga yang berasal dari motivasi yang kuat,
dari niatan yang akan terus-menerus memberikan energy.
Penulis
berharap dengan adanya tulisan mampu mencerdaskan orang banyak.
Alasan
lain mengapa saya menulis
1.
Jalan untuk berdakwah
Saya adalah orang yang cenderung pendiam, sedang saya adalah
penuntut ilmu yang wajib untuk menyebarkan ilmu yang saya dapat. Teringat dalam
surat ar-Rahman ayat 2-3, manusia diapit dalam dua kata علم
yang mana ini menunjukkan bahwa kita harus menuntut ilmu dan mengjarkannya pada
yang lain. Ketika saya kurang pandai dalam berbicara secara langsung maka saya
lebih memilih untuk menjalankan kewajiban ini dengan cara menulis.
Dan bukankah kita harus memberantas kebodohan? Dengan tulisan otomatis
kita ikut serta dalam pemberantasan tersebut.
2.
Menulis itu abadi
Kenapa keabadian?? Karena sesuai hadits nabi tentang 3 amal yang
tidak akan terputus walau kita sudah tak bisa beramal lagi: shodaqoh jariyah,
ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh. Bagaimana bisa?? Nah, bukankah
menulis itu menuangkan apa yang kita tau lalu kita bukukan dan kita sebarkan ke
masyarakat itu adalah ilmu?? Ilmu yang bermanfaat?? Saat Allah telah mengambil
umur kita tapi kita masih mendapat pahala dari tulisan tersebut.
Jadi, beribadah itu tidak sempit pada yang wajib saja. Hal ini pun
mampu menjadi ibadah jika lillah.
Karya-karya
tulis
Akan kekal sepanjang
masa
Sementara
penulisnya
Hancur terkubur
dibawah tanah
3.
Menulis berarti menata pikiran
bahasa tulisan itu tidak dapat dipertanggung jawabkan
Entah dari mana saya dapatkan kata-kata itu, Yang pasti dengan
kata-kata itu membuat saya selalu ingin terlihat mampu dalam membahasakan emosi
membahasakan sebuah pengalaman. Beberapa ide yang masih simpang siur melayang
dalam anganan harus mampu saya susun dengan kalimat indah agar orang mampu
dengan mudah memahaminya. Dan itu tidak mengharuskan saya memakai bahasa yang
tinggi.
Dengan begitu, saya harus bisa berfikir rasional dalam menanggapi
gagasan-gagasan saya dan orang lain yang mungkin ketika itu saya membaca dalam
sub-bab yang sama. Jadi, saya bisa lebih bisa menata pikiran saya dengan cara
menulis ini. Dan itu berarti kita sudah menunaikan amanah yang Allah titipkan
buat saya dan segenap makhluknya yang berakal untuk menggunakan akalnya sesuai
yang Allah kehendaki.
4. Dengan sebuah tulisan bisa
tersebar luas
Jika pada zaman jahily penulis adalah sosok yang paling
diagungi oleh raja. Karena mereka berperan penting dalam menyampaikan pesan
raja untuk raja lain.
Dan karena syiir-syiir mereka yang tergantung pada satir
ka’bah setelah masa pembacaan dan penilaian oleh juri membuat penyairnya
terkenal dan karyanya mampu bertahan sampai sekarang, meski banyak juga yang
menyelisihinya.
Ketika seseorang membaca tulisan saya, saya yakin orang
tersebut akan menceritaknnya pada teman yang lain. Tidak perlu banyak, satu
saja kita misalkan sudah dua orang yang akan mengetahuinya. Tidak bisa
dibayangkan jika mereka terus-menerus memberitahukannya pada orang lain.
Karena salah satu keinginan saya adalah menjadi sosok hari
ini dan seterusnya maka saya dihadapkan dua pilihan antara pandai berbicara
didepan orang atau diam sambil berkarya. Dengan kecenderungan diam saya lebih
memilih opsi yang kedua. Ketika saya mampu menghasilkan satu tulisan dan dibaca
banyak orang saya mampu menjadi terkenal dan berpenghasilan. Dan karena saya
yakin tulisan tak akan pernah mati ditempat dan dibatas waktu.
5. Menulis itu menyehatkan
Kenapa? Karena bagi saya dengan menulis mampu melegakan
perasaan. Tak ada lagi uneg-uneg yang tersimpan.
Dengan begitu menulis secara tidak langsung dapat menjauhkan
dari bahaya stress.
Dalam sebuah artikel yang pernah saya baca menulis dapat
meningkatkan kualitas kulit karena ketika kita menulis sel-sel yang ada
didalamnya mampu beraktivitas dengan baik.
Satu kegiatan banyak manfaat.
6. Menulis itu mendapat dan
mengingat informasi baru
Mendapat informasi baru, misalnya Karena sebelum menulis
otomati saya harus membaca buku-buku yang sama dengan judul yang akan saya
tulis, dan kalau misalnya saya menulis lalu ditolak oleh pihak penerbit maka
saya dapat ilmu baru disana, apa kesalahan saya ketika itu.
Mengingat informasi baru atau lebih santai dibilang
mengingat moment. Dengan menulis saya bisa mengikat apa yang saya dapat dan
menyalurkannya ke banyak orang. Atau dengan melihat tulisan saya mampu
bernostalgia untuk mengingat latar belakang tulisan tersebut agar mampu
bersyukur. Mengingat pepatah ilmu itu seperti barang yang mampu terbang dan
tulisan adalah pengikatnya
7. Liburan paling menyenangkan
Karena ketika kita menulis otak kita mampu berjalan-jalan
dengan khayalan yang tanpa batas. Meski badan tetap ditempat tapi jiwa
betamasya ria murah meriah.
8. Menambah penghasilan
Meski bukan alasan dan tujuan utama tapi saya tidak bisa
mendustakan diri sendiri bahwa hal ini tersirat dalam otak. Apalagi jika saya
mampu mem-best sellerkan buku saya, sudah tak terbayangkan berapa hasil saya. Saya
sudah tidak perlu lagi meminta ke orang tua, meski mereka tetap wajib menafkahi
saya. Tapi, bukankah itu salah satu bentuk bakti kita terhadap mereka?
Itulah alasan-alasan saya
mengapa saya harus menulis.
Jika
kau bukan anak raja maka menulislah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar